Senin, 10 Februari 2014

BAB III. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR




A.    Pendahuluan
Pencapaian tujuan belajar merupakan muara dari seluruh aktivitas pembelajaran. Agar tujuan belajar dapat tercapai sebagaimana diharapkan, maka guru hendaknya memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi atau menentukan ketercapaian tujuan belajar sehingga semua potensi yang ada dapat didayakan secara optimal untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Di dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Prinsip dan asas pembelajaran adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru. Pemahaman dan keterampilan menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran akan membantu guru untuk mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat, sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.mempertimbangkan pentingnya hal ini maka pada bab ini akan dibahas mengenai prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran, asas belajar dan pembelajaran serta implikasinya.
B.     Pembahasan
1.      Prinsip-prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya (Dimyati dan Mudjiono, 2004: 42).
Sebagai tenaga pendidik atau sebut saja guru dituntuk untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didiknya secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu. Indikator terjadinya perubahan ke arah perkembangan pada peserta didik dapat dicermati melalui instrument-instrumen pembelajaran yang dapat digunakan guru.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensif maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar. Menurut Devies (1991) ada beberapa hal yang perlu diingat yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar di dalam proses pembelajaran, yaitu:
1)      Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya.
2)      Keaktifan
Belajar merupakan kegiatan yang secara sadar dilakukan atas inisiatif sendiri. Jadi, belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya terjadi apabila anak aktif melakukan sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menujukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak sekadar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. (Gage dan Berliner, 1984). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan, keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati.
3)      Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam pengalaman belajar yang dituangkan dalam pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung baik dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasilnya.
Keterlibatan siswa di dalam belajar bukan hanya keterlibatan fisik, namun lebih dari itu terutama mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
4)      Pengulangan
Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-day yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang dan daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
5)      Tantangan
Di dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar maka akan timbullah keinginan untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. tantangan yang yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa sangat termotivasi untuk mengatasinya. Karena dengan tantangan, siswa lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal baru untuk menemukan konsep-konsep baru dari masalah yang menantangnya tersebut.
6)      Balikan dan penguatan
Prinsip ini mengemukakan bahwa siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapat nilai yang baik dalam ulangan. Dan nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi, nilai yang baik dapat merupakan operan Conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Di sini nilai jelek dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.  Penyajian materi berupatanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan carabelajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode inio akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
7)      Perbedaan individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada kepribadian, karakter psikis dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.
Pembelajarn yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat memperbaiki dengan beberapa cara yang meliputi; (1) penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani, dan (2) penggunaan media instruktusional akan membantu melayani perbedaan siswa di dalam cara belajar.
Sedangkan menurut Abdurrakhman Ginting (Belajar dan Pmebelajaran, 2010: 5) mengemukakan beberapa prinsip belajar, di antaranya meliputi:
1)      Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
2)      Pepatah Cina mengatakan: “Saya dengar saya lupa, saya ingat dan saya paham”. Mirip dengan itu John Dewey mengembangkan apa yang dikenal  dengan “learning by doing”.
3)      Semakin banyak alat indera yang diaktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang terserap.
4)      Belajar dalam banyak hal adalah suatu pengalaman.rinsik
5)      Materi akan lebih mudah dikuasai apabila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar dan pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
6)      Belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam diri (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik) siswa.
7)      Semua manusia, termasuk siswa ingin dihargai dan dipuji. Pujian dan penghargaan termasuk motivasi intrinsik untuk siswa.
8)      Makna pelajaran bagi siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan merupakan motivasi dari luar yang efektif dalam belajar.
9)      Belajar “Is ehanced by Challenge and inhibited by Threat”.
10)  Setiap otak adalah unik. Karena itu setiap siswa memiliki persamaan dan perbedaan cara terbaik untuk memahami pelajaran.
11)  Otak akan lebih mudah merekam masukan pesan jika dalam keadaan santai atau rileks daripada dalam keadaan tegang.

2.      Implikasi Prinsip-prinsip Belajar dalam pembelajaran
a)       Perhatian dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk rangsangan suara, warna, bentuk, gerak dan rangsangan lain yang dapat diindra. Dengan demikian siswa diharapkan selalu melatih indranya untuk memerhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran. Pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi (Gage dan Berliner, 1984). Sebagai contoh membandingkan materi yang telah didapat sebelumnya dengan materi yang baru diterima, dan masih banyak contoh yang lain.
b)      Keaktifan
Setiap siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, siswa dituntut untuk aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional. Implikasi keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan dan lain sebagainya.
c)      Keterlibatan langsung/berpengalaman
Implikasi prinsip ini yaitu menuntut siswa untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Dengan keterlibatan ini akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
d)     Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti (Davies, 1987). Dari pernyataan tersebut maka pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.
e)      Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap segala permasalahan yang dihadapinya, seperti melakukan eksperimen.
f)       Balikan dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah itu benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil yang sekaligus merupakan penguat bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak apabila setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) (Davies, 1987). Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang mereka lakukan.
g)      Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Implikasi dari prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.

C.    Simpulan
Prinsip belajar dapat diartikan sebagai pandangan-pandangan mendasar dan dianggap penting yang dijadikan sebagai pegangan di dalam melaksanakan kegiatan belajar. prinsip-prinsip belajar bermanfaat untuk memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan guru agar siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan membantu meningkatkan efektivitas penglaan pembelajaran yang dirumuskan. Sedangkan bagi siswa, prinsip belajar akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Terdapat bebrapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan diyakini memberikan pengaruh bagi pencapaian hasil belajar diantaranya meliputi; (a) prinsip perhatian dan motivasi, (b) keaktifan, (c) keterlibatan langsung, (d) pengulangan, (e) tantangan, (f) balikan dan penguatan, dan (g) perbedaan individual. Selain prinsip-prinsip tersebut juga masih terdapat prinsip-prinsip lain.
Penerapan prisnip-prinsip belajar terimplementasi di dalam model dan metode pembelajaran yang dikembangkan guru. Oleh sebab itu, ketika menyusun perencanaan pembelajaran, guru juga sebaiknya mengkaji terlebih dahulu tentang prinsip-prinsip belajar secara cermat agar seluruh aktivitas pembelajaran benar-benar dapat mendorong terjadinya proses belajar siswa secara aktif.

DAFTAR PUSTAKA 
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. 2011. Jakarta: Alfabeta. 
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. 2004. Jakarta: Rineka Cipta. 
Gintings, Abdurrakhman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar