A.
Pendahuluan
Pencapaian tujuan belajar merupakan muara
dari seluruh aktivitas pembelajaran. Agar tujuan belajar dapat tercapai
sebagaimana diharapkan, maka guru hendaknya memperhatikan secara cermat
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi atau menentukan ketercapaian tujuan
belajar sehingga semua potensi yang ada dapat didayakan secara optimal untuk
mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Di dalam perencanaan pembelajaran,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam
pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan
prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Prinsip dan asas pembelajaran adalah salah
satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru. Pemahaman dan
keterampilan menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran akan
membantu guru untuk mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat, sesuai
dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.mempertimbangkan pentingnya hal ini maka pada bab ini akan dibahas mengenai
prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran, asas belajar dan pembelajaran serta
implikasinya.
B.
Pembahasan
1. Prinsip-prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai
prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum
yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Baik bagi siswa yang
perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
mengajarnya (Dimyati dan Mudjiono, 2004: 42).
Sebagai tenaga pendidik atau sebut saja guru dituntuk untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didiknya secara optimal. Upaya untuk
mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya
merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu.
Indikator terjadinya perubahan ke arah perkembangan pada peserta didik dapat
dicermati melalui instrument-instrumen pembelajaran yang dapat digunakan guru.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensif maka pembelajaran harus
dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari
kebutuhan internal siswa untuk belajar. Menurut Devies (1991) ada beberapa hal
yang perlu diingat yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan
prinsip-prinsip belajar di dalam proses pembelajaran, yaitu:
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984). Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat. Siswa yang memiliki
minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya
dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah
laku manusia dan motivasinya.
2) Keaktifan
Belajar merupakan kegiatan yang secara sadar dilakukan atas inisiatif
sendiri. Jadi, belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya terjadi apabila anak aktif
melakukan sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menujukkan adanya jiwa yang sangat aktif,
jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak sekadar menyimpannya saja tanpa
mengadakan transformasi. (Gage dan Berliner, 1984). Menurut teori ini anak
memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu
untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan,
keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita
amati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati.
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami,
belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam pengalaman
belajar yang dituangkan dalam pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang
paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung baik dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasilnya.
Keterlibatan siswa di dalam belajar bukan hanya keterlibatan fisik, namun
lebih dari itu terutama mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif
dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi
nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai juga pada saat mengadakan
latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
4) Pengulangan
Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-day yang ada pada manusia
yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan,
berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang dan daya-daya yang dilatih dengan pengadaan
pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
5) Tantangan
Di dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari
bahan belajar maka akan timbullah keinginan untuk mengatasi hambatan itu yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut. tantangan yang yang dihadapi dalam
bahan belajar membuat siswa sangat termotivasi untuk mengatasinya. Karena dengan tantangan, siswa lebih
termotivasi untuk melakukan hal-hal baru untuk menemukan konsep-konsep baru
dari masalah yang menantangnya tersebut.
6) Balikan dan penguatan
Prinsip ini mengemukakan bahwa siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapat
nilai yang baik dalam ulangan. Dan nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi, nilai yang baik dapat merupakan operan Conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang
mendapatkan nilai jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,
karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Di sini
nilai jelek dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk
belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif. Penyajian materi berupatanya jawab, diskusi,
eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan carabelajar-mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh
siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode inio akan membuat siswa
terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
7) Perbedaan individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan
itu terdapat pada kepribadian, karakter psikis dan sifat-sifatnya. Perbedaan
individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.
Pembelajarn yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual
dapat memperbaiki dengan beberapa cara yang meliputi; (1) penggunaan metode
atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan
siswa dapat terlayani, dan (2) penggunaan media instruktusional akan membantu
melayani perbedaan siswa di dalam cara belajar.
Sedangkan menurut Abdurrakhman Ginting (Belajar
dan Pmebelajaran, 2010: 5) mengemukakan beberapa prinsip belajar, di antaranya
meliputi:
1) Pembelajaran adalah
memotivasi dan memberikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
2) Pepatah Cina mengatakan:
“Saya dengar saya lupa, saya ingat dan saya paham”. Mirip dengan itu John Dewey
mengembangkan apa yang dikenal dengan
“learning by doing”.
3) Semakin banyak alat
indera yang diaktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang
terserap.
4) Belajar dalam banyak hal
adalah suatu pengalaman.rinsik
5) Materi akan lebih mudah
dikuasai apabila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
6) Belajar dipengaruhi oleh
motivasi dari dalam diri (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik) siswa.
7) Semua manusia, termasuk
siswa ingin dihargai dan dipuji. Pujian dan penghargaan termasuk motivasi
intrinsik untuk siswa.
8) Makna pelajaran bagi
siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan merupakan
motivasi dari luar yang efektif dalam belajar.
9) Belajar “Is ehanced
by Challenge and inhibited by Threat”.
10) Setiap otak adalah unik. Karena itu setiap siswa
memiliki persamaan dan perbedaan cara terbaik untuk memahami pelajaran.
11) Otak akan lebih mudah merekam masukan pesan jika
dalam keadaan santai atau rileks daripada dalam keadaan tegang.
2. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar dalam
pembelajaran
a) Perhatian
dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang
mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu
memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya
kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran
seringkali dalam bentuk rangsangan suara, warna, bentuk, gerak dan rangsangan
lain yang dapat diindra. Dengan demikian siswa diharapkan selalu melatih
indranya untuk memerhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran.
Pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi
(Gage dan Berliner, 1984). Sebagai contoh membandingkan materi yang telah didapat
sebelumnya dengan materi yang baru diterima, dan masih banyak contoh yang lain.
b) Keaktifan
Setiap siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan
belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif,
siswa dituntut untuk aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional.
Implikasi keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari
sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan dan lain
sebagainya.
c) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Implikasi prinsip ini yaitu menuntut siswa untuk memenuhi dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Dengan keterlibatan ini
akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
d) Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti (Davies, 1987). Dari pernyataan tersebut maka
pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi prinsip
pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan
latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.
e) Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya
kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses
dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap segala permasalahan yang dihadapinya, seperti melakukan
eksperimen.
f) Balikan dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan,
apakah itu benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil yang sekaligus merupakan penguat bagi dirinya
sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak apabila setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement)
(Davies, 1987). Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk
memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang mereka
lakukan.
g) Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan
membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya
sendiri. Implikasi dari prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya
adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar atau memilih
bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa
perilaku fisik maupun psikis.
C.
Simpulan
Prinsip belajar
dapat diartikan sebagai pandangan-pandangan mendasar dan dianggap penting yang
dijadikan sebagai pegangan di dalam melaksanakan kegiatan belajar.
prinsip-prinsip belajar bermanfaat untuk memberikan arah tentang apa saja yang
sebaiknya dilakukan guru agar siswa dapat berperan aktif di dalam proses
pembelajaran. Bagi guru,
kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan
membantu meningkatkan efektivitas penglaan pembelajaran yang dirumuskan.
Sedangkan bagi siswa, prinsip belajar akan membantu tercapainya hasil belajar
yang diharapkan.
Terdapat bebrapa prinsip yang dapat dijadikan
pegangan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan diyakini memberikan
pengaruh bagi pencapaian hasil belajar diantaranya meliputi; (a) prinsip
perhatian dan motivasi, (b) keaktifan, (c) keterlibatan langsung, (d)
pengulangan, (e) tantangan, (f) balikan dan penguatan, dan (g) perbedaan
individual. Selain prinsip-prinsip tersebut juga masih terdapat prinsip-prinsip
lain.
Penerapan
prisnip-prinsip belajar terimplementasi di dalam model dan metode pembelajaran
yang dikembangkan guru. Oleh sebab itu, ketika menyusun perencanaan
pembelajaran, guru juga sebaiknya mengkaji terlebih dahulu tentang
prinsip-prinsip belajar secara cermat agar seluruh aktivitas pembelajaran
benar-benar dapat mendorong terjadinya proses belajar siswa secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. 2011. Jakarta: Alfabeta. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. 2004. Jakarta: Rineka Cipta.
Gintings, Abdurrakhman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar